BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir 13 juta bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram di seluruh dunia setiap tahunnya. Dan dari
jumlah tersebut lebih sejuta meninggal dalam sebulan setelah kelahiran. World Health Organization (WHO) sendiri mendefinisikan Bayi Berat
Lahir Rendah sebagai bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gr. Definisi ini berdasarkan pada hasil
observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir
dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi terhadap
kesehatan yang buruk. Menurunkan insiden Bayi Berat Lahir
Rendah hingga sepertiganya menjadi salah satu tujuan
utama “ A World Fit For Children” hingga
tahun 2010 sesuai deklarasi dan rencana kerja United
Nations General Assembly Special Session on
Children in 2002. Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran,
merupakan BBLR di Asia adalah 22% (Rahayu,2009).
Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi dibandingkan dengan Negara
–negara di bagian ASEAN. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000 kelahiran
hidup. Di indonesia setiap tahun diperkirakan lahir
sekitar 350.000 Bayi Berat Lahir Rendah dengan perkirakan prevelansi Bayi Berat Lahir
Rendah mencapai 7-14 persen, bahkan pada beberapa kabupaten mencapai 16 persen.
Padahal, berdasarkan simposium Low Birth Weight di Dhaka Banglades, tingkat
indikasi BBLR lebih dari 15 persen. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010
yakni maksimal 7% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
Penyebab BBLR itu sendiri sangat kompleks. BBLR
dapat disebabkan oleh kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan
atau kombinasi keduanya. Dengan faktor
penyebabnya diantaranya : faktor ibu , infeksi, bahan toksik, insufiensi atau
disfungsi plasenta, dan faktor faktor lain, seperti merokok, peminum alkhol,
plasenta previa, dan obat obatan, dsb
Berdasarkan
laporan tahunan kegiatan pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit di Sulawesi
Tenggara, AKB tahun 2009 berjumlah 198 kasus dengan jumlah BBLR 82 kasus, dan
pada tahun 2010 AKB meningkat kembali menjadi 203 kasus dengan jumlah BBLR 116
kasus. (Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2010).
Dari data awal yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi Sulawesi Tenggara, didapatkan
pada tahun 2009 yaitu dari 1534 persalinan didapatkan bayi berat lahir rendah
sebanyak 24 orang dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 28 orang. Tahun
2010 dari jumlah kelahiran bayi sebanyak
985 orang, yang mengalami bayi badan lahir rendah sebanyak 48 orang
dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 29 orang sedangkan pada bulan
Januari sampai April tahun 2011 dari jumlah kelahiran bayi dengan persalinan
normal sebanyak 255 orang didapatkan bayi berat lahir rendah sebanyak 56 orang
dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 3 orang (Rekam Medik RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara, 2011).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang terkait dengan penelitian ini menetapkan
prosedur tetap (Protap) yang menjadi pedoman petugas kesehatan khususnya bidan
dalam melaksanakan tugasnya yang harus benar – benar dilaksanakan agar kualitas
dan mutu pelayanan lebih dapat dipertanggung jawabkan, namun masih ada sebagian
petugas kesehatan atau bidan yang bekerja dalam melakukan penatalaksanaan pada
bayi berat lahir rendah tidak sesuai prosedur yang ada yaitu bidan dalam
menangani asuhan kepada bayi berat lahir rendah tidak memakai sarung tangan,
masker, dan tidak mencuci tangan bila kontak dengan bayi (Observasi awal di RSU
Provinsi Sultra, 2011).
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan
penatalaksanaan bayi berat lahir rendah oleh bidan dengan judul, “Studi
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di Ruang Kebidanan
Dan Di Ruang Bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah
dipaparkan diatas maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana gambaran penatalaksanaan asuhan kebidanan oleh bidan pada tahap
pengkajian, diagnosa masalah aktual, diagnosa masalah potensial, identifikassi
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera kolaborasi dan emergency,
perencanana asuhan kebidanan, pelaksanaan / implementasi dan evaluasi asuhan
kebidanan Bayi Berat Lahir Rendah di di
Ruang Kebidanan Dan di Ruang Bayi Rumah Sakit
Umum (RSU) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar