Rabu, 25 April 2012

STUDI PENATALAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBLR DIRUANG BERSALIN DAN RUANG BAYI


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Hampir 13 juta bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram di seluruh dunia setiap tahunnya. Dan dari jumlah tersebut lebih sejuta meninggal dalam sebulan setelah kelahiran. World Health Organization (WHO) sendiri mendefinisikan Bayi Berat Lahir Rendah sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. Definisi ini berdasarkan pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi terhadap kesehatan yang buruk. Menurunkan insiden Bayi Berat Lahir Rendah hingga sepertiganya menjadi salah satu tujuan utama “ A World Fit For Children” hingga tahun 2010 sesuai deklarasi dan rencana kerja United Nations General Assembly Special Session on Children in 2002. Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran, merupakan BBLR di Asia adalah 22% (Rahayu,2009).
Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi dibandingkan dengan Negara –negara di bagian ASEAN. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup. Di indonesia setiap tahun diperkirakan lahir sekitar 350.000 Bayi Berat Lahir Rendah dengan perkirakan prevelansi Bayi Berat Lahir Rendah mencapai 7-14 persen, bahkan pada beberapa kabupaten mencapai 16 persen. Padahal, berdasarkan simposium Low Birth Weight di Dhaka Banglades, tingkat indikasi BBLR lebih dari 15 persen. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). 
Penyebab BBLR itu sendiri sangat kompleks. BBLR dapat disebabkan oleh kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Dengan  faktor penyebabnya diantaranya : faktor ibu , infeksi, bahan toksik, insufiensi atau disfungsi plasenta, dan faktor faktor lain, seperti merokok, peminum alkhol, plasenta previa, dan obat obatan, dsb

Berdasarkan laporan tahunan kegiatan pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit di Sulawesi Tenggara, AKB tahun 2009 berjumlah 198 kasus dengan jumlah BBLR 82 kasus, dan pada tahun 2010 AKB meningkat kembali menjadi 203 kasus dengan jumlah BBLR 116 kasus. (Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2010).
Dari data awal yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi Sulawesi Tenggara, didapatkan pada tahun 2009 yaitu dari 1534 persalinan didapatkan bayi berat lahir rendah sebanyak 24 orang dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 28 orang. Tahun 2010 dari jumlah kelahiran bayi sebanyak  985 orang, yang mengalami bayi badan lahir rendah sebanyak 48 orang dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 29 orang sedangkan pada bulan Januari sampai April tahun 2011 dari jumlah kelahiran bayi dengan persalinan normal sebanyak 255 orang didapatkan bayi berat lahir rendah sebanyak 56 orang dengan angka kematian akibat BBLR berjumlah 3 orang (Rekam Medik RSU Provinsi Sulawesi Tenggara, 2011).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang terkait dengan penelitian ini menetapkan prosedur tetap (Protap) yang menjadi pedoman petugas kesehatan khususnya bidan dalam melaksanakan tugasnya yang harus benar – benar dilaksanakan agar kualitas dan mutu pelayanan lebih dapat dipertanggung jawabkan, namun masih ada sebagian petugas kesehatan atau bidan yang bekerja dalam melakukan penatalaksanaan pada bayi berat lahir rendah tidak sesuai prosedur yang ada yaitu bidan dalam menangani asuhan kepada bayi berat lahir rendah tidak memakai sarung tangan, masker, dan tidak mencuci tangan bila kontak dengan bayi (Observasi awal di RSU Provinsi Sultra, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan penatalaksanaan bayi berat lahir rendah oleh bidan dengan judul, “Studi Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di Ruang Kebidanan Dan Di Ruang Bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011”.

B.    Rumusan Masalah 
                  Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran penatalaksanaan asuhan kebidanan oleh bidan pada tahap pengkajian, diagnosa masalah aktual, diagnosa masalah potensial, identifikassi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera kolaborasi dan emergency, perencanana asuhan kebidanan, pelaksanaan / implementasi dan evaluasi asuhan kebidanan Bayi Berat Lahir Rendah di di Ruang Kebidanan Dan di Ruang Bayi Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar